April 2, 2025

Banjir Bandang Itu Hanyutkan Ribuan Rumah Warga di Manado

15 Januari 2014 menjadi hari yang mungkin tidak akan dilupakan warga Sulawesi Utara. Bagaimana tidak, sejumlah wilayah provinsi itu dilumat bencana yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Menenurut catatan Sejarah Hari Ini (Sahrini), Kota Manado, Minahasa, Tomohon, Minahasa Selatan, Minahasa Utara, Bolaang Mongondow, dan Sangihe dihantam bencana banjir bandang dan tanah longsor.

Sama dengan dua hari sebelumnya, Rabu 15 Januari 2014, hujan deras terus mengguyur hampir seluruh wilayah di Sulawesi Utara sejak pagi. Hujan dibarengi dengan embusan angin kencang. Curah hujan yang tinggi pun akhirnya tak mampu ditampung lagi. Banjir bandang pun menerjang.

Air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano, Sawangan, dan Sario meluap. Tanpa ada peringatan, air bah yang datang langsung menghantam rumah warga. Bercampur lumpur, air itu datang bersama dengan kayu dan batu berukuran besar. Kepanikan melanda, warga berlari menyelamatkan diri tanpa sempat membawa barang berharga.

Baca Juga : 8 Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Memberikan Informasi Atau Berita Secara Online

Tidak dapat dibendung, air meratakan dan menghanyutkan rumah-rumah warga yang tidak jauh dari sungai. Jalanan tertutup lumpur, mobil-mobil juga ikut hanyut.

Tinggi banjir di bantaran sungai bahkan mencapai enam meter akibat kiriman air dari Minahasa. Dalam hitungan jam, banjir sudah menggenangi enam kabupaten dan kota di Sulut secara bersamaan. Ada 11 kecamatan yang terkena dampak akibat banjir itu. Seperti di Kecamatan Sicala, Wenang, Singkil, Wanea, Tunginting, Paal Dua, Paal Empat, dan Bunaken.

“Jalan putus karena aspalnya terbelah. Akses jalan dari Tomohon ke Manado juga putus karena tanah longsor,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMG Sulawesi Utara, Riyadi.

Dampak banjir bandang dan longsor di Kabupaten Minahasa Utara menyebabkan tiga desa dengan 1.000 jiwa terisolasi. Kemudian, di Kepulauan Sangihe sejumlah bangunan rusak akibat tertimbun longsor.

Puluhan rumah terseret banjir, ratusan rumah rusak parah, dan ratusan mobil terendam. Lebih dari 40 ribu warga terpaksa mengungsi. Banjir ini bahkan disebut sebagai kejadian paling parah dalam 13 tahun terakhir.

Daerah yang mengalami kerusakan paling parah adalah Kelurahan Kanaan, Kecamatan Wanea, Manado. Sampah, kayu, dan lumpur menumpuk di jalan-jalan serta permukiman warga.

Di wilayah ini, setidaknya ada 20 warga yang hanyut diterjang arus banjir braxtonatlakenorman.com bandang dari aliran Sungai Tondano. Sementara itu, 50 rumah lainnya rusak parah dan rata dengan tanah.

Dari musibah ini, total 18 orang meninggal dunia, 40 ribu orang mengungsi dan 1.000-an rumah rusak, belum terhitung infrastuktur lain. Korban meninggal tersebar di sejumlah wilayah.

“Di Manado enam orang, Tomohon lima, Minahasa enam dan Minahasa Utara satu orang. Dua korban hilang, masih dalam pencarian,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan resmi, Jumat 17 Januari 2014.

Penyebab Banjir Sulut

Banjir bandang di Sulawesi Utara disebabkan kombinasi antara faktor alam dan antropogenik atau pencemaran yang terjadi karena ulah manusia. Seperti, aktivitas transportasi, industri, dan pembakaran sampah. Kombinasi ini memicu terjadinya banjir bandang dan longsor yang masif.

Faktor alam terjadi karena hujan deras yang dipicu sistem tekanan rendah di perairan selatan Filipina, sehingga menyebabkan pembentukan awan intensif. Selain itu, adanya konvergensi dampak dari tekanan rendah di utara Australia, sehingga awan-awan besar masuk ke wilayah Sulut.

Drainase yang buruk juga ikut membuat parah bencana ini. Banyak drainase di Kota Manado tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Sejumlah sekolah dan kantor pemerintahan juga masih diliburkan, karena akses jalan terendam lumpur dan sampah.

Di Pesantren Putri Assalam Bailang, Kecamatan Tuminting, kegiatan belajar mengajar dihentikan, karena seluruh ruang kelas terendam banjir. Hanya terlihat sejumlah siswa yang tinggal di asrama membersihkan ruang kelas dari lumpur dan air banjir.

Share: Facebook Twitter Linkedin

Comments are closed.