Agustus 21, 2025

berita
2025-06-17 | admin3

Berita Terkini Tawuran Kembali Terjadi di Klender, Jakarta Timur: Warga Resah dan Trauma

Berita terkini tawuran kembali mengguncang kawasan Klender, Jakarta Timur, pada Sabtu malam, 15 Juni 2025. Sekelompok pemuda yang diduga berasal dari dua kelompok berbeda terlibat bentrok di Jalan I Gusti Ngurah Rai, tepatnya di dekat Stasiun Klender. Aksi tersebut menimbulkan kepanikan di kalangan warga sekitar, terlebih karena para pelaku terlihat membawa senjata tajam dan benda-benda berbahaya lainnya.

Menurut kesaksian warga yang tinggal di sekitar lokasi kejadian, suara teriakan dan derap langkah kaki mulai terdengar sejak pukul 23.30 WIB. Tak lama kemudian, beberapa orang terlihat saling kejar dan menyerang menggunakan celurit, tongkat besi, dan bahkan batu. Kejadian itu berlangsung cukup lama, hingga akhirnya aparat kepolisian datang untuk membubarkan massa dan mengamankan situasi. Beberapa rumah warga bahkan terkena lemparan batu yang mengakibatkan kerusakan pada kaca dan pagar depan.

Pihak kepolisian dari Polsek Duren Sawit yang menangani kejadian tersebut menyatakan bahwa setidaknya lima orang berhasil diamankan dari dua kubu yang terlibat. Polisi juga menyita sejumlah barang bukti berupa senjata tajam, satu unit motor tanpa plat nomor, dan botol kaca yang diduga akan digunakan sebagai bom molotov. Penyelidikan awal menyebutkan bahwa motif tawuran masih berkaitan dengan saling tantang lewat media sosial yang memicu aksi kekerasan di lapangan.

Warga sekitar mengaku resah dengan situasi yang semakin sering terjadi. Beberapa orang tua menyatakan kekhawatiran atas keselamatan anak-anak mereka yang harus slot 10k melewati jalan tersebut setiap hari. Selain itu, trauma psikologis juga mulai dirasakan oleh anak-anak yang tinggal di lingkungan terdampak karena mendengar suara keributan dan teriakan di tengah malam. Beberapa sekolah di wilayah itu bahkan memperketat jam pulang siswa dan menyarankan agar orang tua menjemput langsung anak-anaknya.

Pemerintah Kota Jakarta Timur mengaku prihatin atas kejadian tersebut dan menegaskan bahwa upaya pencegahan terus dilakukan. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan mengintensifkan patroli malam dan memperkuat kerja sama antara kepolisian, TNI, dan Satpol PP. Selain itu, pendekatan preventif melalui pembinaan pemuda dan edukasi di sekolah-sekolah juga menjadi fokus utama untuk menekan angka tawuran yang semakin mengkhawatirkan.

Pengamat sosial menilai bahwa maraknya tawuran di wilayah perkotaan seperti Jakarta Timur menunjukkan adanya krisis identitas dan pelampiasan emosi yang salah arah di kalangan remaja. Minimnya kegiatan positif, kurangnya ruang ekspresi, dan lemahnya kontrol dari keluarga serta lingkungan disebut menjadi faktor pendorong terjadinya aksi kekerasan tersebut. Jika tidak segera ditangani secara menyeluruh, dikhawatirkan tawuran akan semakin membudaya dan merusak generasi muda.

Kasus di Klender ini menjadi peringatan keras bahwa tindakan represif saja tidak cukup. Diperlukan pendekatan yang lebih komprehensif dan humanis untuk menyentuh akar persoalan. Pendidikan karakter, penguatan nilai toleransi, serta penciptaan ruang kreativitas anak muda harus menjadi prioritas bersama, baik oleh pemerintah, masyarakat, maupun keluarga.

Peristiwa tawuran di Klender, Jakarta Timur, bukanlah kejadian yang pertama, dan jika tidak ada langkah nyata, besar kemungkinan bukan yang terakhir. Harapan masyarakat hanya satu, agar daerah mereka kembali aman, anak-anak bisa bermain tanpa rasa takut, dan malam hari tidak lagi menjadi waktu yang mencekam karena ancaman bentrokan. Semua pihak harus bersatu untuk menghentikan siklus kekerasan ini sebelum semakin meluas dan memakan korban jiwa.

BACA JUGA SELENGKAPNYA DISINI: Heboh Isu Megawati Cuekin Gibran saat Upacara Hari Lahir Pancasila, Begini Penjelasan Istana

Share: Facebook Twitter Linkedin
Berita Upacara Pancasila
2025-06-05 | admin9

Heboh Isu Megawati Cuekin Gibran saat Upacara Hari Lahir Pancasila, Begini Penjelasan Istana

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi menanggapi isu Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri yang cuekin Wapres Gibran Rakabuming Raka saat Upacara Hari Lahir Pancasila pada Senin, 2 Juni 2025.

Hasan Nasbi menilai isu itu hanya gosip belaka. Oleh karena itu, dia enggan berkomentar lebih joker388 jauh terkait isu yang tidak jelas tersebut.

“Lebih ke gosip aja. Jadi kita tidak bergosip kali ini,” kata Hasan di Kantor PCO, Jakarta, Selasa (3/6/2025).

Sebelumnya, Gibran sempat mengobrol dengan Megawati, di dalam holding room sebelum memasuki tempat upacara Hari Lahir Pancasila, di Gedung Pancasila.

Bahkan, hal itu diakui oleh Ketua MPR RI, Ahmad Muzani. Muzani mengatakan suasana pertemuan Gibran dan Megawati berlangsung cair.

“Iya (Gibran mengobrol dengan Megawati), bercanda-canda juga. Iya, bercanda di antara kita, yang ada di holding. Ada saya, ada Pak Prabowo,” kata Muzani.

Muzani juga menjelaskan bahwa sejumlah tokoh turut hadir bersama Presiden Praboowo. Seperti Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla, Mensesneg Prasetyo Hadi, dan Menteri Luar Negeri Sugiono.

“Yang di holding tadi ada Ibu Megawati, ada Pak Try, ada Pak JK, ada Presiden Prabowo, ada wapres, ada saya, ada Mensesneg, ada Menlu,” ujar Muzani.

Dalam holding room, kata Muzani, Gibran duduk berhadapan dengan Megawati. Ia menilai suasana keakraban dalam holding room merupakan gambaran yang sangat baik antara tokoh publik.

Baca JugaIndonesia dan China Sepakati 12 Kerja Sama Strategis, Ini Daftarnya!

Share: Facebook Twitter Linkedin